![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQp636BkztFIDGJU3aVAVmuLKpfjN-ZewnDOANpO-bTu9ZnAaE8Y8AXhrA2CReB_U_o_iSK9WtNA5dJqlknsCr8UNClDn19cVVwYJ5_TvkIxSV02SigcEnyrpyzCnwto2V5Zlz6-BKNzI/s320/Photo0106.jpg)
Anakku, senantiasalah kamu jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.
Anakku, tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan orang lain senang dengannya, memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram dengannya. Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun tidak merasa aman, apalagi musuh atau lawannya. Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah buruknya perkataan seorang pendusta.
Anakku, orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta, hak-hak, dan juga rahasia-rahasia. Sementara pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya. Jikapun terkadang diharapkan kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan kepercayaan. Dengan kejujuran maka sah-lah perjanjian dan tenanglah hati. Barang siapa jujur dalam berbicara, menjawab, memerintah (kepada yang ma’ruf), melarang (dari yang mungkar), membaca, berdzikir, memberi, mengambil, maka ia disisi Allah dan sekalian manusia dikatakan sebagai orang yang jujur, dicintai, dihormati dan dipercaya.
Anakku, senantiasalah kamu jujur.
No comments:
Post a Comment